Aku mereka ulang kejadian yang ada didalam mimpiku walau hanya dalam bentuk samar-samar, berusaha untuk mengingat siapa sebenarnya sosok perempuan tersebut. Aku berfikir sambil melangkah menuju tempat dudukku sebelumnya. Yang ada difikiran ku sekarang :
"Siapakah engkau wahai penjajah mimpi dan fikiranku?"
Aku menutup laptopku dan segera meneguk habis kopi yang tinggal setengah, kemudian beranjak memasuki mobilku. Masih terbayang akan wajahnya yang mengerut karena tindakan bodohku saat menyapanya tadi.
Dijalan aku hanya bisa terlamun oleh mimpi dan wajah wanita itu dan seketika semuanya kembali ke mimpi itu. Aku berada disana dan dia tersenyum melihatku. Senyuman yang tak pernah kulupakan, senyuman yang tak dipunyai oleh sekian banyak wanita lainnya. Aku membalas senyuman dan melangkah menujunya, dia tersipu malu saat kudekati dan seketika semuanya lamunan itu buyar karena bunyi SMS dari telefon genggamku.
"No, dateng kesini. Gue dikafe deket kemang tempat biasa kita ketemu"
Ternyata dari salah satu temanku, Harris.
Aku Rino, lelaki mapan berumur 23 tahun yang masih mencari jati diriku, mencari siapa aku sebenarnya dan untuk apa didunia ini kuhidup.
Lalu mobil kupacu melewati gerimis di sore hari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar