Minggu, 02 Juni 2013

Everything Will be Better

Aloha semuanya udah lama gue gak ngepost tentang kehidupan gue soalnya lagi ada kendala dari diri sendiri, you know lah anak muda kendala Cinta.

Oke, sekarang gue bakal cerita tentang sedikit masa lalu gue. Ya gak jauh-jauh kok bulan November lalu sampai Febuari ini.

Yap, you right guys. Tiana. Cewek yang pernah gue katain parah banget di blog ini dan sempet jadi musuh gue selama beberapa bulan and finally gue ambil jalan tengah dan minta maaf atas semua perkataan gue yang "lumayan" dalem. Sebenernya sih banget.


Ceritanya sih gue udah baikan sama Tiana, yap baikan secara 2 pihak.

Kejadiannya agak kacang baikannya dan agak bodoh juga menurut penglihatan gue.

Gue lagi duduk di bangku depan kelas gue, ceritanya sih gue pengen meratapai nasib kejombloan gue yang 8 bulan naik turun statusnya gitu. Cape.

Tapi dengan gak sengaja Tiana duduk disebelah gue. Iya cuma duduk.

Gak berapa lama dia duduk fikiran gue mulai kemana-mana, ke masa lalu, masa sekarang, Zaman Pitechantropus, Meganthropus dan sebagainya jaman-jaman dulu.

Dalam hati kecil gue bilang :

"Lo harus minta maaf stev, inget dulu lo pernah judge dia gimana"

Dan awkward moment disitu gue mau ngomong tapi gabisa ngomong. Karena gue terlalu malu buat minta maaf dan terlalu bodoh untuk ngomong.

Gue diem, dia pun diem.

Gue mangap, dia mangap.

"Lo masih dendam sama gue, ven?" suara Tiana memecah kesunyian dan masa awkward barusan.

Dengan cepat gue bales omongannya dia.

"Nggak, gue gak ada dendam sama lo. Gue mau minta maaf dan gue mau ngomong sebenernya cuma gak bisa ngomong tadi"

"Yaudah ngomong aja" bales Tiana dengan nada sedikit sinis, ya emang karena dia agak sinis.

Gue jelasin semuanya.

Dari gue minta maaf ngatain dia munafik, tukang bohong, PHP. Semuanya gue jabarin secara detail.

Ya walaupun gue tau dia gak suka bertele-tele dan gak suka panjang-panjang dalam hal omongan, tapi gue rasa kali ini perlu gue jabarin panjang lebar biar dia gak salah tangkep.

And setelah gue jelasin semuanya, gue ngerasa sadar. Seburuk itukah gue ngatain dia.

Bukan hak gue ngalangin orang jadian dan ngomongin orang yang udah seneng sama orang lain.

Harusnya gue terima apa adanya nasib dan apa adanya sekarang, yaitu gue jomblo.

Tapi harusnya walau gue jomblo, gue gak ngatain dia. Iya gue salah. Salah banget.

Setelah gue lama diem abis jelasin, akhirnya dia angkat bicara.

"Lo jangan jauh dari gue. Karena yang tau semua rahasia gue cuma lu"

Gue diem..

Tercenggung..

Gue rasa emang dia bukan jodoh gue, tapi dia sahabat gue yang bener-bener sahabat.

Mulai hari itupun gue gak anggap dia kucing dan gue gak anggap diri gue anjing yang sering bertengkar sama
kucing.

Gue udah bisa bersahabat sama dia sekarang dan semuanya kembali normal. Walau gue gak milikin dia tapi ngeliat dia seneng sama pasangannya yang sekarang itu udah cukup.


















Dari hal ini gue sendiri belajar.

Semua perempuan kita gak bisa pandang sebelah mata. Emang dia pernah nyakitin kita, tapi gak seharusnya semua kata-kata yang bikin dia sakit hati itu keluar dari mulut kita.

Gak semua apa yang keluar dari mulut kita itu baik dimata orang, pasti orang yang denger ada yang tersakiti dan merasa sakit ketika kita berbicara.

Dan juga gue percaya, semua bakal indah pada waktunya ketika udah ditakdirkan.

Tapi inget :

"Semua takdir bisa diubah asal kita mau mengubahnya"  - Terminator : Judgement Day

Gue Steven,

This my life again

Tidak ada komentar:

Posting Komentar